nenk tya

nenk tya
scorpio_girl

Senin, 09 Januari 2012

Contoh Modul

Modul
KEGIATAN BELAJAR 1:
IKTIKAF

A
. Kopetensi Dasar
Setelah melaksanakan belajar ini, diharapkan anda memiliki kopenensi sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertia i’tikaf
2. Menjelaskan hukum i’tikaf
3. Menyebutkan syarat i’tikaf
4. Mempraktikan i’tikaf

B. Materi Pokok
1. Pengertian i’tikaf
2. Hukum i’tikaf
3. Syarat i’tikaf
4. Tata cara i’tikaf

C. Uraian Materi
Tentu sebagai orang islam anda sudah sedikit banyaknya tahu tentang i’tikaf, entah itu baru hanya mendengar ataupun memahaminya. Kita sudah sering kali menjupai orang melakukan i’tikaf, khususnya ketika berada di masjid. Namun meskipun begitu mungkin masih ada dari sebagian kita belum mengetahui tata cara i’tikaf yang benar.
Nah, oleh sebab itu pada modul ini akan di pelajari lebih dalam lagi tentang i’tikaf, hukum, syarat dan yang paling penting tatacara melakukan i’tikaf. Untuk itu, bahasan selanjutnya akan mengajak saudara-saudara untuk memahami lebih dalam tentang i’tikaf.
Menginjak pada pembahasan pertama yaitu, pengertian i’tikap. Secara istilah i’tikaf diartikan menetapi terhadap sesuatu, namun jika dilahatdari segi syara’ i’tikaf adalah berdiam dilam masjid dengan niat khusus. Sekarang saudara-saudata tentu sudah mengetahui pengertia i’tikaf, dan selanjutnya kita akan membahas tentang hukum i’tikaf. Hukum i’tikaf adalah sunah jika dilakukan sewaktu-waktu. Namun apabila memasuki bulam ramadhan i’tikaf hukumnya menjadu sunat diajurkan, dan itu hukum i’tikaf menjadi sunah muakkat.
Ok, menginjak pembahasan berikutnya tentang syarat-syarat i’tikaf. Sayat utamanya ialah berniat dan berdiam didalam masjid namun selain itu masih ada tambahan yaitu bersih dari hadas besar maupun hadas kecil karna hal itu lebih utama.
Nah, tentunya kamu-kamu semua mempunyai pengetahun yang cukup tenyang i’tikaf. Dan untuk menambahi tentang pengetahuan saudara-saudara maka pembahasan terakhir ini adab atau tata cara i’tikaf. Adapun adab i’tikaf yaitu berdzikir, berzdikir sangat dianjurkan sekali sngat kita melakukan iktikaf karena selain kita beri’tikaf kita mengaharapkan pahala dari Allah. I’tikaf melupakan salah satu sarana untuk meraih ketenangan dan kedamaian jiwa. Adab yang kedua yaitu adlah puasa, i’tikaf akan sangat utama apabila dilakukan ketika kita berpuasa. Adab yang ketiga adalah dilakukan dimasjid jami’, artinya masjid yang dipakai untuk berjamaah dan yang terakhir adalah tidak berbicara kecuali untuk kebaikan. Itu sudah jelaskarna didalam masjid orang dilarang berbicara yang tidak bermanfaat kecuali untuk kebaikan.
Sekarang pengetahuan saudara-saudara tentang i’tikaf sudah bertambah dan tentunya saudara sudah menetahuai bagaimana tata cara melakukan i’tikaf yang benar. Harapan setelah saudara belajar i’tikaf, bisa mengamalkan apa yang telah dipelajari pada kesempatan kali ini.

D. Rangkuman
I’tikaf merupakan salah satu bentuk atau cara beribadah kita kepada Allah SWT. I’tikaf adalah berdiam diri didalam masjid yang disertai dengan niat yang khusus. I’tikaf hukumnya sunah, namun apabila memasuki bulan ramadhon sangat dianjurkan sehingga hukumnya menjadi sunah muakad. Adapun syarat i’tikaf yaitu berniat berdiam diri di dalam masjid dan suci dari hadas baik besar maupun kecil. Sedangkan adab i’tikaf ada empat yaitu : Berzikir, puasa, dilakukan di dalam masjid Jami’ dan tidak berbicara kecuali untuk kebaikan.

E. Latihan
Kerjakan soal-soal latihan di bawah ini sesuai dengan pengetahuan yang telah anda dapatkan, kerjakan dengan jawaban yang singkat dan jelas
1. Apa pengertian I’tikaf secara bahasa dan Sayara’ ?
2. Jelaskan kriteria I’tikaf yang benar menurut syariat islam ?
3. Jelaskan pendapat anda apakah I’tikaf boleh dilakukan selain di masjid ?
4. Bagai mana tata cara I’tikaf apabila orang tersebut sakit ?

F. Tes Mandiri
Kerjakan soal-soal pilihan ganda di bawah ini dengan tepat dan benar.Silanglah jawaban yang anggap anda benar.Kerjakan terlebih dahulu soal-soal yang anggap anda mudah. Mulailah dengan berdo’a. Selamat mengerjakan
1. I’tikaf Syara’ adalah I’tikaf yang dilakaukan dengan cara
a. Berdiam di masjid
b. Berdiri di Masjid
c. Berlari-lari di masjid
d. Menangis di Masjid
e. Berbicara di Masjid
2. Hukum dari I’tikaf adalah..
a. Wajib
b. Sunnah
c. Makruh
d. Mubah
e. Haram
3. Di bawah ini yang tidak diperbolehkan ketika beri’tikaf adalah....
a. Berzikir
b. Membaca Al-Quran
c. Berbicara yang tidak bermanfaat
d. Diskusi tentang agama
e. Membaca Hadist
4. Mana syarat-syarat I’tikaf yang paling tepat
a. Niat
b. Berdiam di dalam Masjid
c. Suci dari hadas
d. A dan C salah
e. A B dan C benar
5. Tujuan melakukan I’tikaf adalah
a. Mencari wangsit
b. Mencari Kecerdasan
c. Mencari rezeki
d. Mencari ketenangan jiwa dan pahala
e. Mencari pujia
G. Kunci jawaban

1. a
2. b
3. c
4. e
5. d

Contoh Naskah Rekaman Radio

Naskah Rekaman Audio


NASKAH AUDIO

Musik : Down- up- down
Ann : Assalamualaikum wr, wb
Inilah siaran radio pendidikan Agama Islam yang dikembangkan dan dikelola oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Siaran ini ditujukan kepada siswa MI di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta.
Musik : Down- up
Ann : Selamat berjumpa kembali anak-anak MI kelas V.
Pada kesempatan kali ini kami hadir memberikan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sub bidang studi FIKIH dengan materi pokok ”INFAK DAN SEDEKAH”.
Musik : Down- up
Ann : Setelah selesai mendengarkan program ini, kalian akan dapat :
a. Menjelaskan arti sedekah
b. Menjelaskan arti infak
c. Membedakan sedekah dan infak
d. Menjelaskan manfaat sedekah dan infak
e. Membiasakan sedekah dan infak
Baiklah, sekarang mari kita dengarkan dialog yang terjadi di kelas V antara seorang guru Pendidikan Agama Islam yang bernama Bu Iis dengan murid-muridnya.
Musik : Down- Up- Down
Narator : Pagi itu anak-anak kelas V sedang mengikuti pelajaran Fikih. Selagi mereka asyik mendengarkan penjelasan bu Iis, datanglah seorang murid kelas VI mengetuk pintu dengan membawa kardus bertuliskan kotak sedekah.
Musik : Down
” tok..tok..tok..!”
Bu Iis : “Yaa….silahkan masuk…”
Narator : Kemudian murid kelas VI tersebut masuk dan minta ijin kepada Bu Iis untuk menyampaikan sebuah pengumuman. Dan Bu Iis pun mengijinkan.
Nia :”Assalamu’alaikum, Teman-teman...dini hari tadi telah terjadi banjir bandang di kecamatan Panti, kabupaten Jember, Jawa Timur. 27 orang dinyatakan meninggal. Puluhan orang luka-luka. Sementara ratusan orang masih belum diketahui keberadaanya, untuk itu teman-teman diminta kerelaanya untuk membantu saudara-saudara kita tersebut semampu kita, dalam bentuk apa saja”.
Musik : Down- Up
Narator : Mendengar pengumuman tersebut, keceriaan anak-anak langsung hilang seketika dan timbul perasaan terharu di hati mereka masing-masing, hingga timbul rasa ingin membantu di hati mereka. Kemudian ketua kelas pun mengambil kotak sedekah tersebut dan berjalan mengelilingi teman-teman satu persatu.
Murid kelas V pun sebagian besar memberikan sebagian uang saku mereka untuk membantu korban bencana alam tersebut. Setelah selesai mengumpulkan sumbangan tersebut maka ketua kelas memberikan kembali kotak sedekah itu kepada Nia.
Musik : Down
Nia : ”Terimakasih teman-teman atas kepedulian kalian untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah bencana banjir, semoga amal teman-teman diterima oleh Allah SWT. Amin. Wassalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh”.
Musik : Up- Down- Up
Narator : Kemudian Nia mengucapkan terima kasih kepada Bu Iis dan meninggalkan kelas.
Musik : Down
Ibu Iis : ”Anak-anak,......Apa yang telah kalian lakukan adalah salah satu contoh tentang amalan yang disebut dengan sedekah. Sedekah adalah memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain. Berbeda dengan infak anak-anak.....Infak adalah mengeluarkan sebagian harta untuk kemaslahatan umum sesuai dengan perintah Islam.
Diyah : ”Lantas apa perbedaan antara sedekah dan infak bu....?”
Ibu Iis : ”Pertanyaan yang bagus Diyah…Perbedaan antara infak dan sedekah adalah kalau sedekah lebih bersifat khusus. Sasaran sedekah biasannya perorangan. Jadi bila kalian memberi uang kepada seorang pengemis di jalan, ini disebut dengan sedekah. Jika ada teman kalian yang memberikan makanan kepada seorang anak jalanan bisa juga disebut dengan sedekah. Sementara infak lebih umum sifatnya. Biasanya sasaran infak bukanlah orang-orang, namun lembaga atau yayasan. Contohnya, berinfak kepada yayasan panti asuhan, panitia pembangunan masjid, panitia pembangunan sekolah dll.”
Rani :”Terus manfaat dengan semua itu apa bu?...kok repot-repot mengeluarkan uang, kan sayang mending buat jajan es krim...”
Musik : Up-Down
Diyah : ”Sesuatu yang baik, tentu ada manfaatnya. Begitu juga dengan sedekah dan infak. Sedekah dan infak sangat banyak gunanya. Baik untuk yang memberi maupun yang menerima, benar kan bu....???”
Bu Iis : ”Benar....Sedekah dan infak itu ada manfaatnya. Yaitu menciptakan kerukunan serta kasih sayang terhadap sesama manusia, mengembangkan sarana untuk kemaslahatan masyarakat, memperpanjang umur dan menghilangkan sifat sombong, sebagai bekal untuk kehidupan akhirat, mendapat pahala dari Allah dll....”
Musik : Up- Down- Up
Narator : Demikian dialog yang terjadi di kelas V pagi itu.
Musik : UP- Down
Narator : Setelah anak-anak menyimak dialog yang terjadi di kelas V tadi tentu kalian bisa mengambil kesimpulan mengenai pengertian, perbedaan, dan manfaat dari infak dan sedekah. Sehingga kalian bisa membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Musik : Up- Down
Ann : Demikianlah siaran radio pendidikan Agama Islam yang dikembangkan dan dikelola oleh mahasiswa fakultas tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, semoga bermanfaat bagi anak-anak MI kelas V. Amin.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Musik : Up- Down

Media Film dan Video


Media Film dan Video
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup (Azhar Arsyad,2003: 48). Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan film dan video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.
Media film dan video memiliki kelebihan dan kekurangan. Di antara kelebihannya (Azhar Arsyad,2003: 49). adalah:
1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut.
2) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Misalnya, langkah-langkah dan cara yang benar dalam berwudhu.
3) Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Misalnya, film kesehatan yang menyajikan proses berjangkitnya penyakit diare atau eltor dapat membuat peserta didik sadar terhadap pentingnya kebersihan makanan dan lingkungan.
4) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik. Bahkan, film dan video, seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas.
5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas.
6) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan.
7) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya kembang mulai dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu mekar.
Sedangkan kekurangannya adalah:
1) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.
2) Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga. tidak semua peserta didik mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut.
3) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan; kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
REFERENSI:
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006.
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.

Media Rekaman


Media Rekaman
Penggunaan media rekaman dalam pengajaran dibatasi hanya oleh imajinasi guru dan siswa. Media rekaman dapat digunakan dalam semua fase pengajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar siswa. Penggunaan media rekaman sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Siswa yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi bagian-bagian yang belum dikuasainya. Di lain pihak, siswa yang dapat belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya.
Bahan-bahan pelajaran yang telah direkam telah banyak tersedia untuk berbagai bidang ilmu. Misalnya, rekaman suara berbagai jenis alat musik dapat digunakan untuk berceritera kepada anak-anak, bermain, melakonkan ceritera, nyanyian, dan lain-lain. Meskipun tidak ada prosedur baku tentang penggunaan bahan-bahan rekaman, sebaiknya materi rekaman itu disajikan dengan mengikuti langkah-langkah yang biasa diikuti ketika menggunakan materi pelajaran dalam bentuk lain. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut:
Mempersiapkan diri. Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi. Salah satu cara mempersiapkan diri sebelumnya adalah dengan memeriksa dan mencobakan materi itu, membuat catatan tentang hal-hal penting yang tercakup dalam materi rekaman itu, dan menentukan apa yang akan digunakan untuk membangkitkan minat, perhatian, dan motivasi siswa, bagian mana yang akan menjadi bahan utama diskusi dan yang mana dijadikan penilaian pemahaman siswa.
Membangkitkan kesiapan siswa. Siswa dituntun agar memiliki kesiapan untuk mendengar, misalnya dengan cara memberikan komentar awal dan pertanyaan-pertanyaan. Variasi lain dalam mempersiapkan murid untuk mendengar adalah (1) mengidentifikasi materi judul, peserta, atau keadaan yang terjadi pada saat produksi, (2) memberikan informasi latar belakang yang menarik tentang program itu, (3) membahas secara singkat bersama siswa mengenai topik dan memunculkan beberapa pertanyaan kunci di mana jawabannya diharapkan dapat diperoleh dari materi audio itu, (4) membuat di papan tulis daftar kata-kata kunci atau frase kunci yang terkandung dalam bahan rekaman itu, (5) menjelaskan mengapa siswa harus mendengarkan materi rekaman itu, bagaimana materi itu berkaitan dengan pengetahuan dan tugas siswa saat ini, apa yang diharapkan siswa lakukan selama dan setelah mendengarkan materi rekaman itu, dan bagaimana siswa diharapkan dapat memperoleh keuntungan dari materi itu.
Mendengarkan materi rekaman. Tuntun siswa untuk menjalani pengalaman mendengar dengan waktu yang tepat atau dengan sedikit penundaan antara pengantar dan mulainya proses mendengar. Dorong siswa untuk mendengarkan dengan tenang, pusatkan perhatian kepada materi rekaman, mendengarkan dengan pikiran terbuka dan dengan kemauan, dan dengan sadar menghubungkan apa yang didengar dengan pertanyaan-pertanyaan yang dibahas sebelum program ini dimulai.
Diskusi (membahas) materi program rekaman. Sebaiknya setelah selesai mendengar program itu, diskusi dimulai secara informal dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat umum, seperti Bagian mana (gagasan mana) yang paling berkesan/ menonjol dari program itu?". Setelah itu, barulah pindah ke pertanyaan-pertanyaan yang dipersiapkan, seperti Pertanyaan mana yang terjawab seluruhnya atau sebagian?", "Apakah siswa setuju dengan pandangan yang disajikan dalam program itu?", 'Dari sisi mana pandangan itu sama atau berbeda?", dan lain-lain. Diskusi ini selayaknya diakhiri dengan meminta satu atau dua orang siswa memberikan rangkuman (inti sari dan gagasan-gagasan utama) program rekaman itu.
Menindaklanjuti program. Pada umumnya, diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program mengakhiri kegiatan mendengar. Namun demikian, diharapkan siswa akan termotivasi untuk mempelajari lebih banyak tentang pelajaran itu dengan melakukan bacaan di perpustakaan, membaca buku teks, menonton film yang berkaitan, atau melakukan kegiatan lain yang berkaitan dengan isi materi program rekaman itu.
Seperti telah diungkapkan di atas bahwa program rekaman dapat pula dijadikan kegiatan di rumah. Untuk membuat kegiatan mendengar di luar kelas atau di rumah lebih efektif dan produktif, berbagai teknik dapat digunakan, antara lain: (1) melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pemilihan rekaman yang baik, (2) Menghubungkan kegiatan mendengar di luar kelas dengan tugas-tugas sekolah, seperti mendorong siswa untuk membuat laporan atau diskusi berdasarkan hasil kegiatan mendengar di rumah, atau dengan memberi rekomendasi buku-buku yang berkaitan program drama atau opera penting, dan (3) mendiskusikan dan memeriksa cara di mana kebiasaan belajar di rumah bisa ditingkatkan.
Untuk mengukur dan mengevaluasi sejauh mana perkembangan kemampuan siswa mendengar, memahami, dan menghargai materi rekaman perlu diberikan beberapa contoh sebagai berikut:
1) Mengukur kemampuan siswa memperoleh informasi dan pemahaman melalui materirekaman dengan memberikan tugas untuk mendengar rekaman kuliah atau pidato.Ajukan pertanyaan yang menyangkut fakta atau interpretasi berdasarkan apa yang didengar.
2) Perdengarkan satu bagian dari rekaman pidato atau drama yang siswa belum kenal. Tugaskan siswa untuk mengidentifikasi berbagai unsur, seperti pembicara, jenis kesempatan, waktu, peristiwa sebelum atau sesudahnya, dan signifikansi gagasan-gagasan yang diungkapkan.
3) Perdengarkan seluruh atau sebagian drama, pidato atau kuliah kemudian mintalah siswa secara kritis mengevaluasi apa yang telah didengarnya dengan memperhatikan pendapat dan gagasan yang diungkapkan, kualitas drama, pengucapan pembicara, penekanan dan ekspresi, panjang pidato/kuliah, dan aspek lainnya.
4) Dengarkan sebagian dari sajian ceritera-masalah, tetapi hentikan sebelum akhir ceritera, kemudian mintalah siswa memberikan akhir cerita menurut versi mereka berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan informasi yang berkaitan.
5) Perdengarkan bagian akhir yang dramatis saja dari ceritera yang terkenal. Mintalah siswa mengembangkan secara kreatif unsur-unsur dasar peristiwa yang mungkin diungkapkan sebelum akhir ceritera yang telah didengar.
Akhirnya, kegunaan media rekaman yang harus dipertimbangkan dalam pengajaran bahasa asing. Siswa dapat mendengarkan rekaman suara penutur asli bahasa asing yang dipelajarinya untuk dijadikan model dalam latihan pengucapan. Suara dan pengucapan siswa sendiri direkam kemudian dibandingkan dengan model yang ada (rekaman suara penutur asli). Ketika akan menyajikan pidato, siswa dapat merekam suaranya pada saat berlatih sehingga ia dapat mendengarkan kembali rekaman pidatonya, menganalisis dan memperbaiki aspek-aspek yang dinilai kurang. Laporan buku dapat disajikan dalam bentuk rekaman untuk didengar di kelas. Demikian pula laporan hasil kegiatan, kelompok atau perorangan, seperti percobaan, kunjungan lapangan, darma/karya wisata, atau hasil diskusi dapat disajikan dalam bentuk rekaman.
Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan. Pesan dan isi pelajaran itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar.
Materi rekaman audio tape adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran atau jenis informasi tertentu. Rekaman dapat disiapkan untuk sekelompok siswa, dan sekarang ini sudah lumrah rekaman dipersiapkan untuk penggunaan perorangan. Sudjana & Ahmad Rivai (1991:130) mengemukakan hubungan media audio dengan pengembangan keterampilan yang berkaitan dengan aspek‑aspek keterampilan mendengarkan. Keterampilan yang dapat dicapai dengan penggunaan media audio meliputi:
1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya, siswa mengidentifikasi kejadian tertentu dari rekaman yang didengamya.
2) Mengikuti pengarahan. Misalnya, sambil mendengarkan pemyataan atau kalimat singkat, siswa menandai salah satu pilihan pemyataan yang mengandung arti yang sama.
3) Melatih daya analisis. Misalnya, siswa menentukan urut‑urutan kejadian atau suatu peristiwa, atau menentukan ungkapan mana yang menjadi sebab dan yang mana akibat dari pemyataan‑pemyataan atau kalimat‑kalimat rekaman yang didengamya.
4) Menentukan arti dari konteks. Misalnya, siswa mendengarkan pemyataan yang belum lengkap sambil berusaha menyempumakannya dengan memilih kata yang disiapkan. Kata‑kata yang disiapkan itu berbunyi sangat mirip dan hanya dapat dibedakan apabila sudah dalam konteks kalimat.
5) Memilah‑milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan. Misalnya, rekaman yang diperdengarkan mengandung dua sisi informasi yang berbeda dan siswa mengelompokkan informasi ke dalam dua kelompok itu.
6) Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi. Misalnya, setelah mendengarkan rekaman suatu peristiwa atau ceritera, siswa diminta untuk mengungkapkan kembali dengan kalimat‑kalimat mereka sendiri.
Sebagaimana media pembelajaran lainnya, media rekaman juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Di antara kelebihannya adalah sebagai berikut:
a) Media rekaman dan peralatannya telah menjadi sesuatu yang sangat lumrah dalam rumah tangga, sekolah, mobil, bahkan kantongan (walkman, MP3). Karena harga yang cenderung terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, ketersediaannya dapat diandalkan.
b) Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga pesan dan isi pelajaran dapat berada di beberapa tempat pada waktu yang bersamaan.
c) Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian, atau merekam pekerjaan siswa sendiri dapat dilakukan dengan media audio.
d) Rekaman memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis guna membantu meningkatkan keterampilan mengucapkan, membaca, mengaji atau berpidato.
e) Pengoperasian media rekaman relatif mudah.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan media rekaman adalah sebagai berikut:
a) Dalam suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika pesan atau informasi itu berada di tengah‑tengah pita, maka akan memakan waktu lama untuk menemukannya, apalagi jika radio tape tidak memiliki angka‑angka penuntun putaran pitanya.
b) Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang berma cam‑macam menimbulkan kesulitan untuk memain kan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda dengannya